Kamis, 06 Januari 2011

askep Hordeulum




     A.    Pengertian
     Hordeolum  yakni benjolan dikelopak mata yang disebabkan oleh peradangan di folikel atau   kantong kelenjar yang sempit dan kecil yang terdapat di akar bulu mata. Bila terjadi di daerah  ini, penyebab utamanya adalah infeksi akibat bakteri


Hordeolum adalah infeksi supuratif akut kelenjar kelopak mata yang biasanya disebabkan oleh stafilokokkus

Klasifikasi horeolum :
   1.      Hordeolum internum adalah abses akut pada kelopak mata yang disebabkan oleh infeksi stafilokokkus pada kelenjar meibomian, dengan penonjolan mengarah ke konjungtiva.
2.      Hordeolum eksternum disebabkan oleh infeksi stafilokokkus yang memberikan gambaran abses akut yang terlihat pada folikel bulu mata dan kelenjar Zeis atau Moll, hordeolum aksternum sering ditemukan pada anak-anak.

Hordeolum bisa terbentuk lebih dari 1 hordeolum pada saat yang bersamaan. Hordeolum biasanya timbul dalam beberapa hari dan bisa sembuh secara spontan.

     B.     Etiologi
Infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang disebabkan oleh bakteri dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri stafilokokkus ). Hordeolum sama dengan jerawat pada kulit. Hordeolum kadang timbul besamaan dengan atau sesudah blefaritis, hordeolum bisa timbul secara berulang.
     
     C.     Patofisiologi
Infeksi  bakteri  stafilokokkus pada kelenjar yang sempit  dan kecil, biasanya menyerang kelenjar minyak (meibomian) dan akan mengakibatkan pembentukan abses (kantong nanah) kearah kulit kelopak mata dan konjungtiva biasanya  disebut hordeolum internum. Apabila bakteri stafilokokkus minyerang kelenjar Zeis atau moll maka akan membentuk abses  kearah kulit palbebra yang biasanya disebut hordeolum eksternum. Setelah itu terjadi pembentukan chalazion yakni benjolan di kelopak mata yang disebabkan peradangan di kelenjar minyak (meibom), baik karena infeksi maupun reaksi peradangan akibat alergi.

      D.    Manifestasi Klinis
1.      Nyeri pada kelopak mata
2.      Kalau menunduk rasa sakit bertambah
3.      Tampak suatu benjolan setempat
4.      Warna kemerahan
5.      Nyeri tekan
6.      Mata terkadang berair
7.      Peka terhadap cahaya terang dan penderita merasa ada sesuatu di matanya
8.      Pembengkakan pada sebagian kelopak mata atau kadang seluruh kelopak membengkak
9.      Ditengah daerah yang membengkak seringkali bintik kecil yang berwarna kekuningan

     E.     Penatalaksanaan medis
1.      Diberikan anestesi setempat dengan tetes mata Pantokain.
2.      Kalau perlu diberikan anestesi umum, misal pada anak-anak atau orang-orang yang sangat takut sebelum diberi anestesi umum.
3.      Untuk lokal anestesi bisa dipakai prokain 2% dilakukan secara infiltratif dan tetes mata Pantocain 2%.
4.      Pada hordeolum internum insisi dilakukan pada konjungtiva, kearah muka dan tegak lurus terhadapnya (vertikal) untuk menghindari banyaknya kelenjar-kelenjar yang terkena.
5.      Pada bordeolum ekstrnum arah insisi horisontal sesuai dengan lipatan kulit.
6.      Antibiotika topikal (neomycin, polirnyxin B, gentamycin) selama 7 -10 hari, bila dipandang perlu dapat ditambahkan antibiotika sistemik, misal Ampisillin 4 x 250 mg per-oral/hari

     F.      Penatalaksanaan keperawatan
1.      Kompres hangat selama 10 - 15 menit, 3 - 4 kali sehari.
2.      Bila tidak terjadi resorbsi dengan pengobatan konservatif dianjurkan insisi.
3.      Perbaikan higiene dapat mencegah terjadinya infeksi kembali.

Diagnosa Keperawatan 
a.     Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada kelenjar meibomian dan kelenjar zeis / moll ditandai dengan nyeri pada kelopak mata, kalau menunduk sakit bertambah, kemerahan.
b.   Perubahan integritas kulit berhubungan dengan abses kulit ditandai dengan pasien mengeluh perih dan adanya lesi pada daerah mata.
c.  Perubahan body image berhubungan dengan chalazion (benjolan) ditandai dengan pasien merasa tidak berdaya, dan tidak siap dengan keadaan penyakitnya.
d.   Ansietas berhubungan dengan status kesehatan akibat hordeolum ditandai dengan pasien tampak cemas.
e.      Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakitnya ditandai dengan pasien bertanya-tanya dengan penyakitnya.

Semoga bermanfaat.... mohon komentarnya... terima kasih....

1 komentar: